BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan,
kelingkungan dan kewilayahan. dalam geografi kita juga mempelajari tentang cara bercocok
tanam atau yang lebih dikenal dengan
pertanian. Pertanian yaitu sumber kehidupan manusia dengan penggunaan lahan
yang digunakan untuk bercocok tanam yang menghasilkan bahan pangan dan lainnya
seperti bahan mentah untuk industri dan sebagainya. Jika kita ambil pengertian pertanian menurut
seorang ahli yang bernama A.T Mosher (1968;19) pertanian adalah sejenis proses
produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
Geografi pertanian membahas atau mempelajari tentang
cara mengolah lahan dan merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi, sosial dan
alam yang saling berkaitan dan tidak dapat terpisahkan. Dewasa ini kebutuhan
akan pangan manusia semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah manusia yang
menghuni bumi ini. Berkaitan dengan kebutuhan pangan maka kebutuhan lahan untuk
pertanian juga semakin meningkat namun karena banyaknya penggunaan lahan yang
beralih fungsi menjadi permukiman warga. Sehingga kebutuhan akan lahan
pertanian yang produktif menjadi semakin sulit. Nah karena itu geografi pertanian
itu ada untuk membahas bagaimana agar lahan pertanian itu tetap ada dan tetap
produktif, baik lahan pertanian yang ada di desa maupun lahan pertanian yang
ada di kota.
Kebutuhan akan pangan yang semakin meningkat untuk
memenuhinya diperlukan peningkatan produksi pertanian. Proses budidaya ini
berkaitan dengan jual beli produk pertanian mulai dari bibit, pupuk dan hasil
pertaniannya yang saling berkaitan satu sama lain.
Hal-hal yang berkaitan dengan geografi pertanian
bukan hanya berkaitan dengan lahan pertanian dan produksi tanaman/pangan saja.
Tapi juga bekaitan dengan masalah konservasi sumber daya alam, penggunaan
teknologi pertanian dan dampak lingkungan yang diakibatkan pertanian. Dalam
konservasi sumber daya alam ini bagaimana ditekankan agar tetap menjaga
kelestarian lingkungan dan mencegah kepunahan. Penggunaan teknologi pertanian
masalah ini sudah ada sejak lama, pengunaan teknologi pertanian dibutuhkan
untuk meningkatkan produksi pertanian yang semakin banyak. Maka digunakanlah
mesin-mesin dan peralatan yang canggih untuk membantu manusia mengolah
pertanian. Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pertanian ini haruslah tidak
merusak lingkungan dan lingkungan pun harus tetap lestari. Oleh karena itu
dalam pertanian pun diperlukan AMDAL (analisis
mengenai dampak lingkungan).
Dalam pertanian kita mengenal pertanian agronomi dan
hortikultura, agronomi sendiri yaitu pertanian dengan cara mengolah sebidang
lahan di lapangan untuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi untuk keperluan
umat manusia. yang termasuk kedalam pertanian agronomi yaitu teh, kopi, padi,
kina, karet dan lainnya. sistem yang ada dalam agronomi ini biasanya berupa
sistem ladang dimana sistem ini merupakan sistem yang paling primitive, sistem
tegal pekarangan berkembang di
lahan-lahan yang kering dengan keadaan air yang kurang cukup, sistem sawah dan
sistem perkebunan. yang akan kita bahas lebih mendalam tentang agronomi ini
yaitu sistem perkebunan seperti perkebunan teh yang kita kaji di salah satu perkebunan milik BUMN
yaitu perkeunan Nusantara delapan di Rancabolang.
Karena adanya kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan pertanian pun semakin maju, sehingga berkembanglah yang namanya
pertanian hortikultura. pertanian hortikultura lebih menekanan pada budi daya
sayuran, buah-buahan, tanaman obat, dan tanaman hias. jika dilihat dai fungsinya tanaman
hortikultura bagi kebutuhan jasmani
dapat memenuhi kebutuhan vitamin bagi tubuh, protein, mineral yang dihasilkan
dari tanaman atau buah-buahan. Sedangkan untuk kebutuhan rohani maka tanaman
hortikultura ini dapat menimbulkan rasa tenang, tentram dalam jiwa dan memiliki
nilai estetika juga, jika kita memelihara tanaman hias. Dalam pelaksanaan praktikum geografi
pertanian ini lebih difokuskan pada budidaya khas suatu daerah. penulis
mengambil kajian tentang Budidaya tanaman Teh dan Strawberry di Desa Sugihmukti
Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang menyebabkan tanaman teh dan buah strawberry dapat tumbuh subur dan
dikembangkan di Desa Sugihmukti?
2. Bagaimana
cara pembudidayaan dan pengolahan teh di (Perkebunan Nusantara) dan pembudidayaan buah strawberry di Desa
Sugihmukti?
3. Bagaimana
pendistribusian hasil teh di perkebunan Nusantara dan pendistribusian strawberry
di Desa Sugihmukti?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan teh dan tanaman strawberry dapat tumbuh
di Desa Sugihmukti.
2. Mengetahui
cara dan proses pembudidayaan dan
pengolahan teh serta tanaman strawberry di Desa Sugihmukti.
3. Mengetahui
alur distribusi hasil tanaman teh dan buah strawberry di Desa Sugihmukti.
D.
Manfaat
1. Dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tanaman teh dan buah strawberry
dapat tumbuh dan berkembang di Desa Sugihmukti.
2. Memberi
penjelasan tentang cara, proses pembudidayaan, dan pengolahan tanaman teh dan
buah strawberry di Desa Sugih Mukti.
3. Dapat
mengetahui alur distribusi hasil tanaman teh dan buah Strawberry di Desa Sugih Mukti.
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
A.
Pengertian
Geografi Pertanian
Geografi pertanian mencakup banyak hal
secara luas di bidang pertanian. Tidak hanya alam, manusia dan tanaman saja,
tetapi juga geografi pertanian mencakup perbedaan kawasan yang dapat digunakan
sebagai lahan pertanian yang berhubungan dengan kondisi sosial dan
ekonominya.
Pengertian
geografi pertanian menurut para ahli:
-
Menurut Singh dan Dhilon ( 1984 : 3 ),
yaitu bahwa geografi pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah
dalam skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia.
-
Menurut Libery (1985) mengungkapkan bahwa geografi pertanian
merupakan usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas pertanian secara
spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi.
-
Menurut Whynne yaitu berkaitan dengan
kajian tentang tipe-tipe usaha tani, bentang lahan pertanian, pengelolaan
pengembangan pertanian, factor penentu
pertanian dan klasifikasi pertanian.
-
Menurut Coppock yaitu persebaran
aktivitas pertanian dan usaha tani di muka bumi, lokasi sebagai tema sentral
menganalisa variasi keruangan, diversifikasi pertanian, data aspek sosial,
budaya, ekonomi, dan aspek fisik.
-
Menurut De Blij, geografi pertanian
yaitu menjelaskan tentang bagaimana pertanian tradisional hingga pertanian
modern. Mendeskripsikan evolusi pertanian dan praktek pertanian dari awal
sampai kini. Revolusi pertanian
(Revolusi neolitik, revolusi kedua, revolusi hijau, dan bioteknologi). Pentingnya
aspek iklim, topografi, budaya pasar, dalam pengembangan pertanian antar
wilayah. menjelaskan penerapan model Von Thunen pada skala kecil dan luas.
Identivikasi variasi pertanian antar wilayah. Perkembangan pertanian di NSB dan
maju. Pemenuhan dan permintaan pangan abad 21. Kaitan penggunaan lahan dan
pengembangan pertanian. Agribisnis dan kondisi masyarakat.
1. Ruang lingkup geografi pertanian
Menurut Tarrant geografi pertanian
memiliki ruang lingkup yang berkaitan dengan
-
Aspek lingkungan, lingkungan fisis
mempunyai peranan penting dan mengontrol dalam pembuatan keputusan dalam
penggunaan lahan pertanian.
-
Ekonomi, faktor ekonomi merupakan aspek
yang menentukan pilihan petani untuk kelangsungan usaha taninya.
-
Sosial, lingkungan sosial budaya suatu
masyarakat akan berperan dalam kegiatan pertanian.
2. Hal-hal
yang berkaitan dengan geografi pertanian
Geografi
pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi dan sosial dan alam yang
saling berkaitan dan berkesinambungan. Perkembangan kegiatan pertanian yang
dilakukan, meliputi:
a. Lahan
pertanian
Kebutuhan
akan lahan pertanian yang produktif semakin lama semakin meningkat.
Meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat menyebabkan perluasan lahan pertanian
menjadi sangat penting. Geografi pertanian membahas bagaimana lahan pertanian
agar tetap produktif dan tersedia. Tetapi kini lahan pertanian yang produktif
semakin sedikit. Hal ini disebabkan berkurangnya lahan akibat perluasan lahan
pemukiman penduduk. Selain itu, banyak lahan pertanian menjadi kritis dan tidak
dapat ditanami karena pemakaian lahan yang tidak seimbang/sehat. Selain itu,
geografi pertanian terhadap lahan pertanian ini juga meliputi penggunaan jenis
lahan yang berbeda. Penggunaan budidaya diatas lahan kering berbeda dengan
lahan basah. Hal ini berhubungan dengan jenis tanaman yang dapat ditanaman pada
lahan-lahan tersebut. Dampaknya adalah hasil pertanian yang dihasilkan tergantung
dari kondisi lahan yang digunakan.
b. Produksi tanaman
Memenuhi
kebutuhan akan pangan dengan meningkatkan produksi pertanian. Proses budidaya
yang dilakukan sampai proses ekonomi yaitu jual beli produk pertanian saling
berkaitan dan berhubungan. Geografi pertanian mencakup dari mulai benih tanaman
disebar sampai menjadi hasil yang siap dijual.
c.
Konservasi sumber daya alam
Dalam
penerapan geografi pertanian mencakup dalam menunjang proses konservasi sumber
daya alam. Menjaga kelestarian sumber plasmanutfah yang penting dan berguna
bagi manusia dan mencegah agar tidak terjadi kepunahan.
d.
Penggunaan teknologi pertanian
Dalam
geografi pertanian, penggunaan teknologi pertanian sangatlah penting.
Peningkatan jumlah produksi pertanian dapat ditingkatkan dengan adanya kemajuan
teknologi pertanian ini. Manusia mulai menciptakan peralatan dan mesin
pertanian yang lebih maju dan efektif yang dapat mempercepat waktu panen dan
pengolahan.
e.
Dampak lingkungan
Kerusakan
lingkungan dapat disebabkan dari eksploitasi berlebihan penggunaan lahan
pertanian yang tidak seimbang. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat
menyebabkan resistensi dari hama dan akan menyebabkan terjadinya wabah atau
serangan terhadap lingkungan tersebut. Geografi pertanian membahas kerusakan
lingkungan dengan menggunakan analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
Geografi pertanian sebenarnya mencakup banyak hal yang saling berkaitan. Tidak
hanya manusia dan alam saja, nilai ekonomis dan sosialnya juga lebih
diperhatikan.
Objek atau tujuan geografi pertanian menurut Singh
dan Dhilon (1984 : 7) yaitu :
1. Perbedaan
macam-macam pertanian yang tersebar di muka bumi dan fungsinya dalam spasial
2. Tipe-tipe
pertanian yang dikembangkan di daerah tertentu, persamaan dan perbedaan dengan
daerah lain.
3. Menganalisa
pelaksanaan sistem pertanian dan proses perubahannya.
4. Arah
dan isi perubahan dalam pertanian.
5. Batas
wilayah-wilayah produksi hasil panen dan kombinasi hasil panen atau perusahaan
pertanian.
6. Menghitung
dan menguji tingkat perbedaan antara wilayah.
7. Identifikasi
wilayah yang produktivitas pertaniannya lemah.
8. Mengungkap
wilayah pertanian yang stagnasi, transisi, dan dinamis.
Dari
konsep dalam geografi pertanian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa geografi
pertanian mempelajari variasi aktivitas pertanian dengan memperhatikan keadaan
manusia dan lingkungan alam. Variasi aktivitas pertanian di suatu wilayah
tertentu.
Di
Indonesia pertanian memiliki peran yang sangat penting apalagi jika dikaitkan
dengan hal ekonomi diantaranya yaitu sebagai sumber pendapatan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan, sebagai sumber devisa Negara dilihat dari pendapatan
domestik bruto, sebagai penghasil bahan pangan, penyedia bahan mentah dan bahan
baku industri, untuk membuka kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha dalam
pertanian maju.
B. Agronomi
Agronomi
kata ini cukup asing di telinga orang awam untuk itu, Agronomi berasal dari
kata agros yang berarti lahan dan nomos pengelolaan. Agronomi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang cara pengelolaan tanaman di sebidang lahan guna
mendapatkan hasil yang lebih tinggi untuk keperluan umat manusia.
unsur-unsur
yang ada dalam agronomi yaitu lahan produksi, pengelolaan, dan produksi
maksimum. Berkaitan dengan sitem pertanian, berikut adalah sistem yang
diterapkan dalam pertanian di Indonesia.
Sistem Ladang
merupakan
sistem pertanian yang paling prmitif. suatu sistem peralihan dari tahap budaya
pengumpul ke tahap budaya penanam. pengolahan tanahnya sangat minimum,
produktivitas bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi
karena adanya sistem hutan. Sistem ini umumnya terdapat di daerah yang
berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang
diusahakan umunya berupa tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau
umbi-umbian.
Sistem
tegal pekarangan
sistem tegal pekarangan berkembang di
lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. sistem ini
diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu. Walaupun demikian
tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang
menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman-tanaman yang tahan kekeringan
dan pohon-pohonan.
Sistem Sawah
merupakan
teknik budaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengolahan air,
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah
dapat dipertahankan. Semua ini dicapai dengan sistem pengairan yang
berkesinambungan dan drainase yang baik. sistem sawah merupakan potensi besar
untuk produksi pangan. baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah pertanian
tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan
Sistem
perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu
milik swasta asing dan sekarang menjadi milik Negara, berkembang karena
kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet,
kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama. Sampai sekarang sistem
perkebunan berkembang dengan manajemen industri pertanian.
C.
Hortikultura
Hortikultura
istilah ini sudah sering kita dengar terutama di Negara agraris seperti
Indonesia. Namun apakah kita tahu hortikultura itu apa, berikut kita akan coba
paparkan menegenai hortikultura.
Hortikultura
berasal dari bahasa latin: hortus yang berarti kebun, cultura yang berarti budaya, budidaya. Pengertian
lengkapnya adalah cabang ilmu pertanian yang mempelajari budidaya tanaman
dari proses menanam sampai pasca panen yang meliputi tanaman sayur
(olerikultura), buah-buahan (pomologi), dan tanaman hias (Florikultura).
Ketiga golongan
tanaman diatas memiliki kesamaan yaitu, sifatnya yang mudah rusak, dikonsumsi segar, voluminous
(makan tempat), dan berat (karena kandungan airnya banyak), mendahulukan
kualitas daripada kuantitas dan tentu saja harganya lebih
mahal.
Tanaman hortikultura
bisa dibilang tanaman yang dikonsumsi pada kualitas tinggi, tetapi sulit,
karena cepat sekali menjadi busuk atau tidak awet disimpan lama-lama, maka dari
itu ilmu pemuliaan tanaman (tanaman hasil persilangan) dan pasca panen tanaman ini
berkembang pesat sekali. Pada perkembangannya ilmu ini erat hubungannya dengan
teknik industri dan kimia pangan. Di sisi lain hortikultura juga erat
hubungannya dengan botani dan pertamanan atau lanskap.
Ditinjau
dari fungsinya, tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai
sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur) serta memenuhi
kebutuhan rohani, karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan
estetika (dari tanaman hias/bunga).
Peranan
hortikultura adalah : a). Memperbaiki gizi masyarakat, b) memperbesar devisa
negara, c) memperluas kesempatan kerja, d) meningkatkan pendapatan petani
dan e) pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Dalam
membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari
hasil hortikultura, yaitu : a). Tidak dapat disimpan lama, b) perlu tempat
lapang (voluminous), c) mudah rusak (perishable) dalam
pengangkutan, d) melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang
lain dan e) fluktuasi harganya tajam (Notodimedjo, 1997). Setelah mengetahui
manfaat serta sifat-sifatnya yang khas dalam pengembangan hortikultura agar
dapat berhasil dengan baik, maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam
terhadap permasalahan hortikultura tersebut.
Hortikultura adalah komoditas yang masih memiliki masa
depan relatif cerah ditilik dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang
dimilikinya dalam pemulihan perekonomian Indonesia pada waktu mendatang,
sehingga perlu mulai mengembangkannya sejak saat ini, sebagaimana
negara-negara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, antara
lain : Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok,
Belanda dengan bunga Tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari
gurun pasirnya kini telah mengekspor Apel, Jeruk dan Anggur.
Pengembangan hortikultura di Indonesia pada umumnya masih
dalam skala perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan
tradisional, sedangkan jenis komoditas hortikultura yang diusahakan masih terbatas.
Apabila dilihat dari data selama Pelita V pengembangan hortikultura yang
lebih ditekankan pada peningkatan keragaman komoditas telah menunjukkan hasil
yang cukup menggembirakan, yaitu pada periode 1988 s/d 1992 telah terjadi
peningkatan produktivitas sayuran dari 3,3 ton/ha menjadi 7,7 ton/ha dan
buah-buahan dari 7,5 ton/ha menjadi 9,9 ton/ha (Amrin Kahar, 1994).
Terjadinya peningkatan tersebut dapat dikatakan bahwa
petani hortikultura merupakan petani yang responsif terhadap inovasi teknologi
berupa : penerapan teknologi budidaya, penggunaan sarana produksi dan pemakaian
benih/bibit yang bermutu. Tampak di sini bahwa komoditas hortikultura memiliki
potensi untuk menjadi salah satu pertumbuhan baru di sektor pertanian. Oleh
karena itu pada masa yang akan datang perlu ditingkatkan lagi
penanganannya terutama dalam era pasar bebas abad 21.
D.
Jenis
Tanaman Agronomi Teh Perkebunan Ranca Bolang
Di Desa Sugihmukti
Berkaitan dengan pertanian kami
mengambil sampel berupa tanaman teh dan strawberry, strawberry digolongkan
sebagai tanaman hortikultura berbeda dengan teh yang termasuk jenis tanaman
agronomi. yang pertama akan dibahas yaitu teh, berikut deskripsi tentang teh
tersebut.
1.
Tanaman Teh
Gambar:2.1 perkebunan teh di Rancabolang
a.
Sejarah
singkat teh
Teh merupakan tanaman yang termasuk
genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan
Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa.
Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai
minuman penyegar. Teh berasal dari Negeri Cina, dan kebiasaan minum teh pun
berasal dari cina yang kemudian menyebar ke Jepang.
Tanaman teh pertama kali masuk ke
Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang
berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias
di Jakarta.
Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari
Cina. Orang Cina daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian
menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh
masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di
seluruh pelosok Indonesia aneka produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa
diminum panas atau dingin, sebagai minuman penyegar atau obat.
Perkebunan teh terpusat di dataran
menengah dan tinggi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,
Sumatera Selatan. Pada tahun 1990 luas perkebunan teh di Indonesia 129.500 ha.
Produksi teh pada tahun 1998 mencapai 136.109 ton.
b.
Taksonomi
tanaman
Dalam istilah kekerabatan dunia
tumbuh-tumbuhan teh digolongkan:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Class
: Dicotiledoneae
Ordo
: Guttiferales
Famili
: Tehaceae
Genus
: Camelia Spesies : Camelia sinensis
c.
Syarat
tumbuh
1) Iklim
Curah
hujan sebaiknya tidak kurang dari 2.000 mm/tahun.Tanaman memerlukan matahari
yang cerah. Tanaman teh tidak tahan kekeringan.Suhu udara harian tanaman teh
adalah 13-25 derajat C.Kelembaban udara kurang dari 70%.
2) Media Tanaman
Jenis
tanah yang cocok untuk teh adalah Andosol, Regosol dan Latosol. Namun teh juga
dapat dibudidayakan di tanah Podsolik (Ultisol), Gley Humik, Litosol dan
Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal, struktur remah,
berlempung sampai berdebu, gembur.Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara
4,5-6,0.Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi 2
daerah yaitu:(1) dataran rendah: sampai 800 m dpl; (2) dataran sedang:
800-1.200 m dpl; dan (3) dataran tinggi: lebih dari 1.200 meter dpl. Perbedaan
ketinggian tempat menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh.
3) Ketinggian Tempat
Tergantung dari klon, teh dapat tumbuh
di dataran rendah pada 100 m dpl sampai di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl.
a.
Pengelolaan
tanaman teh.
Tanaman teh dapat tumbuh subur di
daerah-daerah dengan ketinggian
200-2.000 m di atas permukaan laut. Di daerah-daerah yang rendah umumnya
tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang cukup tinggi. Tanaman teh
menghendaki tanah yang dalam dan mudah menyerap air. Tanaman tidak tahan
terhadap kekeringan serta menuntut curah hujan minimum 1.200 mm yang merata
sepanjang tahun.Tanaman teh dapat tumbuh tinggi mencapai 6-9 m namun di
perkebunan ketinggian untuk tanaman teh hanya mencapai 1 m. ini dilakukan untuk
memepermudah pemetikan daun dan supaya daun-daun yang baru tumubuh laebih
banyak jadi dilakukan pemangkasan tanaman teh secara berkala dan bergantian.
Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik
daunnya secara menerus setelah berumur 5 tahun. Dengan pemeliharaan yang baik
tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun.
Kebun-kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan secara teratur,
bebas dari serangan hama dan penyakit tanaman, memperoleh pemangkasan secara
baik, memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan
setelah tanaman tehnya berumur 40 tahun ke atas atau bahkan diganti dengan
tanaman teh yang baru agar produksi teh lebih banyak.
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk
tanaman teh yang dipetik sekali dengan selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari
keadaan tanaman di masing-masing daerah. Cara pemetikan daun selain
mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh yang
dihasilkannya. Dibedakan cara pemetikan halus (fine plucking) dan cara
pewmetikan kasar (coarse plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan
oleh tenaga manusia, bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk
menghasilkan teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik
daun pucuk dan dua daun di bawahnya. Ada pula yang melakukan pemetikan medium,
dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk.
Pemetikan kasar sering pula dilakukan bebewrapa perkebunan (rakyat), yaitu:
pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk
batangnya.
Tanaman teh dapat dibudidayakan yang
pertama berkaitan dengan bibit. Tanaman diperbanyak dengan biji atau stek daun.
Dari segi produksi, sebaiknya tanaman diperbanyak dengan stek daun.
Persyaratan benih.
Diambil dari kebun biji, berupa biji
jatuhan, tidak terserang kepik biji dan besar. Biji disimpan di dalam kaleng
yang ditutup rapat dengan kelembaban 35-38% dan segera disemaikan setelah
dipungut.
Pembibitan Stek Daun
Stek ditanam di dalam polibag berisi
media tanah. Polibag ini disusun di dalam bedengan yang terletak di dalam
naungan pembibitan.
Jenis hama yang sering menyerang tanaman
teh yaitu: ulat penggulung pucuk, ulat penggulung daun, tungau jingga. penyakit
pun hinggap di tanaman agronomi ini, jenis penyakit yang hinggap di tanaman teh
diantaranya yaitu cacar teh, busuk daun, mati ujung pada bidang petik, penyakit
akar merah anggur, penyakit akar merah bata, dan penyakit akar hitam.
panen, pada tanaman teh panen berarti
memetik pucuk daun teh, dengan kualitas yang bagus dan dengan kuantitas panen
yang banyak/melimpah. Tanaman yang baik dan sudah dapat dipanen yaitu ketika
tanaman berumur sekitar 3 tahun. jenis daun yang dipetik yaitu:
1) peko
: pucuk daun yang sedang tumbuh aktif
2) burung
: pucuk daun yang sedang istirahat
3) kepel
: daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting tumbuh
cara
panen tanaman teh
Terdapat tiga macam
petikan teh, yaitu:
-
Petikan jendangan, petikan pertama
setelah pangkasan untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata.
-
Petikan produksi, dilakukan setelah
petikan jendangan:
·
Semua tunas yang melewati bidang petik
dan memenuhi rumus petik harus diambil, tunas yang melewati bidang petik tetapi
belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
·
Tunas yang terlalu muda harus diambil.
·
Semua pucuk burung diambil.
·
Tunas cabang yang menyamping dan
tingginya tidak lebih dari bidang pangkas dibiarkan.
·
Petikan gandesan, dilakukan di kebun
yang akan dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik.
Periode
panen teh
Panjang
pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan
tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman. Pucuk teh dipetik dengan
periode antar 6-12 hari. Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi yang lebih
lama yaitu 55 hari sekali.
b.
Kandungan
dalam teh
Daun teh yang baru dipetik mengandung
air 75 % dari berat daun dan sisanya berupa padatan dan terdiri dari
bahan-bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang penting dalam pengolahan
antara lain polifenol, karbohidrat dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen,
enzim dan vitamin.
Bahan-bahan kimia dalam daun teh
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
1) Substansi fenol : tanin / katekin, flavanol
2) Sustansi bukan fenol : resin, vitamin, serta
substansi mineral
3) Substansi
aromatis : fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, netral bebas karbonil
(sebagian besar terdiri atas alkohol).
4) Enzim
: Invertase, amilase, b-glukosidase, oximetilase, protease, dan peroksidase.
Keempat
kelompok tersebut bersama-sama mendukung terjadinya sifat-sifat yang baik pada
teh.
c.
Manfaat
dan kegunaan tanaman teh
Daun teh adalah bahan pembuat minuman
teh yang populer di seluruh penjuru dunia. Air teh yang kita minum mengandung
kafein, teofilin, vitamin A, B, C, zat yang tidak larut dalam air seperti
serat, protein dan pati serta zat yang larut di dalam air seperti gula, asam
amino dan mineral. Jadi selain sebagai minuman, teh juga mempunyai nilai gizi.
Disamping itu teh juga bisa dijadikan obat yaitu sebagai antidotum pada keracunan
oleh logam-logam berat dan alkaloida.
Daun teh barbau khas aromatik , rasanya
agak sepet . Mengenai uraian makroskopiknya yaitu sebagai berikut:
Helai daun dapat dikatakan cukup tebal,
kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih
dari 5 cm, bertangkai panjang. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun
muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua menjadi licin. Tepi daun
bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam. Kandungan
zat pada daunnya 1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan sedikit minyak atsiri. Dalam
penggunaan sebagai obat antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan
alkaloida, petiklah kuncup daun berikut 2-3 helai dau dibawahnya, digulung dan
difermentasikan untuk kemudian diberikan pada penderita.
Manfaat
Teh Bagi Kesehatan
·
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
·
Diabetes Melitus
·
Mengatasi Kepikunan
·
Karies Gigi
·
Kanker
·
Mengurangi Stress
·
Meningkatkan Kemampuan Belajar
Dengan
begitu banyak manfaat yang diberikan oleh tanaman yang satu ini tidak heran
jika Indonesia juga menjadi salah satu Negara pengekspor teh ke hampir seluruh
dunia, meskipun teh yang diekspor masih berupa teh ortodoks, belum teh yang
memang siap untuk diterjunkan langsung di pasaran/masyarakat luas. Manfaat
teh ini banyak sekali baik itu teh hitam, teh hijau maupun teh
putih. Tidak akan rugi jika kita mengonsumsi
atau membiasakan minum teh setiap hari, asal jangan terlalu banyak gula, atau
tidak usah memakai gula juga akan lebih baik dengan semua kandungan yang ada
dalam teh tersebut dapat kita serap secara langsung. Jadi iasakan pola hidup
sehat dari sekarang dengan meminum teh setiap hari.
A.
Strawberry
Di Desa Sugihmukti
Thanks buat infonyaaa,,
BalasHapussukses buat blog nyaaa,, :)
salam http://apliabelina.student.ipb.ac.id/