BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap
orang tua yang sudah diberi kepercayaan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya.
Masa anak-anak adalah masa yang amat rentan, karena
pada masa ini anak cenderung untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang dia
lihat. Istilah yang kerennya yaitu ’’chidren see children do”. Pada masa ini
anak cenderung memiliki sifat imitasi atau meniru, meniru kelakuan orang-orang
sekitarnya. meniru apa yang dilakukan orang tuanya, meniru kakaknya, teman
bermainnya dan orang terdekat dengannya.
Pada
masa anak-anak lingkungan pertama yang mereka kenal yaitu keluarganya. Anak-anak
belajar banyak dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Mulai dari hal yang
positif hingga negatif, mereka cenderung untuk melakukan, melakukan apa yang
telah indranya rasakan baik itu melalui indra penglihatannya, indra
pendengarannya, indra penciumannya, indra perasanya, dan perabanya. Secara
tidak langsung orang tua mengajarkan pada anak-anaknya. Jika orang tua selalu
bersikap baik, lemah lembut, sayang terhadap anak. Maka anak pun akan bersikap
demikian pula. Namun sebaliknya jika orang tua selalu bersikap kasar, berkata
kasar dan tidak sopan sering mencela dan mencemooh otomatis anak pun, akan
menyimpan atau merekam hal tersebut di alam bawah sadarnya, dan anak-anak itu
akan melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan orang tuanya. Coba
kita ingat istilah tentang “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Nah, seperti
itulah seorang anak, anak adalah cerminan dari orang tuanya.
Pembentukan kepribadian anak perlu
diterapkan sejak dini. Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan
kepribadian dan karakter anak. Pendidikan yang baik dalam keluarga akan
berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian dan karakter anak. Apalagi
jika kita lihat di era modernisasi dan globalisasi ini, anak-anak cenderung
kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, karena kesibukan dan aktivitas
orang tuanya yang menuntut orang tua untuk jarang bertemu atau bertatap muka
dengan anak-anaknya. Jika hal ini terus berlangsung secara terus-menerus bukan tidak mungkin akan timbul krisis jati
diri pada anak, dan bukan tidak mungkin
pula anak akan melakukan hal-hal atau perilaku yang menyimpang dalam hidupnya.
jika orang tua tidak mampu mendidik anaknya dengan baik, maka bukan tidak
mungkin pula bangsa yang besar pun akan hancur, karena keberlanjutan bangsa
atau sebuah Negara itu akan ada di pundak anak atau generasi yang lebih muda.
Di sini peran dan pola asuh orang tua sangat penting bagi pertumbuhan,
perkembangan, pembentukan karakter dan pribadi anak.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian pola asuh orang tua dan kepribadian?
2. Apa
saja macam-macam pola asuh orang tua?
3. Bagaimana
pengaruh pola asuh orang tua di era modernisasi seperti sekarang ini?
4. Bagaimana perbedaan pengaruh pola asuh orang tua dengan
semua kesibukan dan aktivitas pekerjaannya (kedua orang tua bekerja) ibu yang bekerja di luar rumah dengan pola
asuh orang tua yang salah satunya tidak bekerja (ibu sebagai ibu rumah tangga)?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian pola asuh orang tua dan kepribadian.
2. Untuk
mengetahui apa saja macam-macam pola asuh orang tua.
3. Untuk
mengetahui pengaruh pola asuh orang tua di era modernisasi seperti saat ini.
4. Untuk
mengetahui perbedaan pengaruh pola asuh orang tua ibu yang bekerja di luar
rumah, dengan pola asuh orang tua, seorang ibu yang hanya menjadi ibu rumah
tangga.
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
A.
Pengertian
Pola Asuh dan Kepribadian
Pola
asuh orang tua yaitu pola perilaku yang diterapkan kepada anak secara konsiten
dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini langsung dirasakan oleh anak. Baik itu
perilaku positif maupun perilaku negatif. Setiap orang tua pasti memiliki cara
atau pola tersendiri dalam mengasuh anaknya. Pola asuh ini berkaitan dengan
interaksi, komunikasi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. pola asuh
merupakan kegiatan orang tua dalam memberikan perhatian, disiplin, peraturan,
hukuman terhadap anak ketika anak melakukan kesalahan, hadiah terhadap anak
ketika anak melakukan suatu kebaikan hadiah ini bermacam-macam bentuk dan
caranya, dapat berupa pujian, hadiah seperti barang yang anak inginkan dan
sebagainya tergantung orang tuanya.
Orang tua, semua sikap, perilaku, sifat, dan kebiasaan orang tua akan
selalu dilihat anak, dinilai dan bahkan ditiru oleh anak. Semua itu secara
sadar atau tidak sadar akan menjadi perilaku anak juga. atau istilahnya anak
menjadi fotokopi dari orang tuanya.
Sumber: ____, “peranan
orang tua dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak” [Online]
tersedia:
http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-tumbuh-kembang-anak/
[10 mei 2012]
Kepribadian
(personality) berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti topeng.
kepribadian yaitu bukanlah bakat alami yang dimiliki oleh seseorang melainkan
terbentuk oleh proses sosialisasi. kepribadian
ini cenderung berkaitan dengan psikologi seseorang dalam bertingkah laku, baik
itu sikap, watak, berpikir, berkehendak dan berkemauan.
adapun
pengertian kepribadian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Agus Sujanto dkk (2004),
menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu,
sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo
dalam Sjarkawim (2006) kepribadian
adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang
lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat,
pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu
mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Sumber:
____, “Pengertian kepribadian” [Online]
Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepribadian/
[10 mei 2012]
Menurut Yinger kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian intruksi tertentu.
Menurut M.A.W Bouwer
kepribadian adalah corak tingkah laku sosial
yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap
seseorang.
Sumber: ____,” Pengertian Kepribadian menurut para ahli” [Online]
tersedia:http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943463-pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/
B.
Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua
pola asuh
orang tua menurut Baumrind dikelompokan menjadi tiga macam
yaitu:
1.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung memaksa dan harus dituruti. orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini
selalu berusaha membentuk, mengendalikan, dan mengevaluasi perilaku serta sikap
anak berdasarkan serangkaian standar mutlak, nilai-nilai kepatuhan, menghormati
otoritas, kerja, tradisi, tidak saling memberi dan menerima dalam komunikasi
verbal. Orang tua kadang-kadang menolak anak dan sering menerapkan hukuman.
Orang tua tipe ini sangat kaku dan tidak mengenal kompromi ketika berinteraksi
dengan anaknya. Dalam pola asuh ini orang tua yang lebih dominan.
Pola
asuh otoriter cenderung membatasi perilaku kasih sayang, sentuhan, dan
kelekatan emosi orangtua - anak sehingga antara orang tua dan anak seakan
memiliki dinding pembatas yang memisahkan “si otoriter” (orang tua) dengan “si
patuh” (anak). Studi yang dilakukan oleh Fagan (dalam Badingah, 1993)
menunjukan bahwa ada keterkaitan antara faktor keluarga dan tingkat kenakalan
keluarga, di mana keluarga yang broken home, kurangnya kebersamaan dan
interaksi antar keluarga, dan orang tua yang otoriter cenderung menghasilkan
remaja yang bermasalah. Pada akhirnya, hal ini akan berpengaruh terhadap
kualitas karakter anak.
Menurut
Middlebrook (dalam Badingah, 1993), hukuman fisik yang umum diterapkan dalam
pola asuh otoriter kurang efektif untuk membentuk tingkah laku anak karena :
(a) menyebabkan marah dan frustasi (dan ini tidak cocok untuk belajar); (b)
adanya perasaan-perasaan menyakitkan yang mendorong tingkah laku agresif; (c)
akibat-akibat hukuman itu dapat meluas sasarannya, misalnya anak menahan diri
untuk memukul atau merusak pada waktu ada orangtua tetapi segera melakukan
setelah orangtua tidak ada; (d) tingkah laku agresif orangtua menjadi model
bagi anak.
Sumber: _____,”Peranan
keluarga dalam pendidikan karakter” [Online]
Tersedia:http://indo2.islamicworld.net/index.php?option=com_content&view=article&id=34:peranan-keluarga-dalam-pendidikan-karakter-anak&catid=9:psikologi-islam&Itemid=16 [10 mei 2012]
____,” Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
pembentukan kepribadian anak” [Online]
Tersedia:http://www.slideshare.net/rismawijayanti/pengaruh-pola-asuh-orang-tua-terhadap-pembentukan-kepribadian-anak [10 mei 2012]
2.
Pola Asuh Demokratis
Demokrasi merupakan proses dan mekanisme sosial yang dinilai
akan lebih mendatangkan kebaikan bersama bagi orang banyak. Sedangkan bila
dikaitkan dengan istilah pemimpin, maka pemimpin demokratis adalah pemimpin
yang memberikan penghargaan dan kritik secara objek dan positif. Dengan
tindakan-tindakan demikian, pemimpin demokratis itu berpartisipasi ikut serta
dengan kegiatan-kegiatan kelompok. Ia bertindak sebagai seorang kawan yang
lebih berpengalaman dan turut serta dalam interaksi kelompok dengan peranan
sebagai kawan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi
diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dengan
demikian pola asuh demokratis adalah
pola asuh yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi, antara lain
kebebasan, maksudnya memberikan kebebasan kepada anak dalam hal yang bersifat
positif.
Sementara
itu bentuk pola asuh demokratik berdasarkan teori convergence yaitu
bahwa perkembangan manusia itu bergantung pada faktor dari dalam dan luar,
maksudnya bahwa pendidikan dalam hal ini mengasuh itu bersifat maha kuasa dan
mengasuh juga tidak dapat bersifat tidak berkuasa. Oleh sebab itu mengasuh anak
harus seimbang, yaitu tidak boleh membiarkan dan memberi kebebasan
sebebas-bebasnya dan juga jangan terlalu menguasai anak, tetapi mengasuh harus
bersikap membimbing ke arah perkembangan anak. Yang dimaksud dengan pola asuh
demokratis adalah pola asuh orang tua yang ditandai dengan adanya pengakuan
orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu
tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak
untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya,
dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu
sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya
sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggungjawab kepada diri
sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
mengatur hidupnya.
pola
asuh demokratis selalu dikaitkan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Kedisiplinan
Dalam kehidupan sehari-hari, “disiplin” sering dikaitkan
dengan “hukuman”, dalam arti displin diperlukan untuk menghindari terjadinya
hukuman karena adanya pelanggaran terhadap suatu peraturan tertentu. Dalam
pengertian yang lebih luas, disiplin mengandung arti sebagai suatu sikap
menghormati, menghargai, dan mentaati segala peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat
seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang
wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena
merupakan hal-hal yang dilarang).
Kata disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu
mentaati tata tertib (di sekolah atau kemiliteran), dan dapat pula berarti
ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin ini erat kaitannya dengan
kemiliteran, sangat jelas terlihat anggota militer itu harus selalu disiplin
dalam bersikap dan melaksanakan tugas-tugasnya. Demikian pula dengan para siswa sekolah, para karyawan Instansi
Pemerintah dan Swasta dan lain sebagainya. Bukankah dalam agama pun kita
dituntut untuk memiliki sikap disiplin
dalam hidup. Tidak membuang waktu dengan percuma, sikap disiplin ini akan
menguntungkan, baik untuk kehidupannya di masa sekarang maupun kehidupannya di
masa depan.
Sedangkan pengertian disipilin menurut J.B. Syke dalam buku “The
Concise Oxford Dictionary of Current English”, mendefinisikan sebagai
berikut:
“Branch of instruction or learning, mental and moral
training adversity as effecting this system of rules for conduct, behaviour
according to astablished”.
“Bagian
dari pengajaran atau pembelajaran, latihan mental dan moral sebagai akibat
sistem pranata untuk mengarahkan perilaku sesuai dengan yang ditetapkan”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin
adalah upaya mengarahkan dan mengendalikan diri, yang berarti suatu usaha untuk
mengarahkan dan mengendalikan diri kepada kebiasaan-kebiasaan yang sesuai
dengan norma-norma atau aturan-aturan yang ada.
Disiplin sangat perlu ditanamkan pada anak, sebab disiplin
adalah pendidikan untuk mengajarkan pengendalian diri, dengan peraturan, contoh
dan teladan yang baik.
Dalam proses penanaman kedisiplinan orang tua juga harus
membina hubungan baik dengan anak-anak, agar kedisiplinan yang diajarkan oleh
orang tua benar-benar diterima dan dilaksanakan oleh anak. Mengingat anak itu
butuh dihargai, diakui keberadaannya dan sebagainya.
Untuk menjadikan kedisiplinan itu efektif, harus memenuhi
tiga kriteria, yaitu:
1) Menghasilkan atau menimbulkan suatu
keinginan perubahan atau pertumbuhan pada anak
2) Memelihara harga diri anak
3) Memelihara hubungan yang rapat
(erat) antara orang tua dengan anak.
Dalam proses penanaman kedisiplinan ini orang tua juga harus
bersikap dan bertindak dengan tegas dengan maksud agar ajaran yang diberikan
dapat diterima dan difahami oleh anak, sehingga tujuan disiplin tercapai.
Adapun tujuan disiplin menurut Ellen G. White yang dikutip
oleh Ny. Kholilah Marhijanto mengatakan bahwa tujuan disiplin adalah mendidik
anak untuk mengatur sendiri. Dalam hal ini anak harus diajar percaya pada diri
sendiri, mengendalikan diri dan tidak tergantung pada orang lain.
Di samping itu, disiplin juga bertujuan untuk menolong anak
memperoleh keseimbangan antar kebutuhan untuk berdiri sendiri dan penghargaan
terhadap hak-hak orang lain.
Dengan ditanamkannya disiplin, diharapkan menambah
kematangan dalam bertindak dan bertingkah laku, sehingga tidak akan terjadi
kekacauan yang diakibatkan oleh adanya perebutan hak dan kekuasaan. Hal ini
penting yang juga harus diingat dalam menerapkan kedisiplinan adalah adanya
ketegasan dan ketetapan. Artinya kedisiplinan itu diberlakukan secara kontinu,
bukannya hari ini disiplin besok sudah lain lagi.
Tujuan jangka panjang dari disiplin adalah perkembangan dari
pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri, (self-controle and
self-direction), yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri
sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti
menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman norma-norma yang jelas,
standar-standar dan aturan-aturan yang sudah menjadi milik diri sendiri. Oleh
karena itu orang tua haruslah secara kontinu atau terus menerus berusaha untuk
makin memainkan peranan yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu,
dengan secara bertahap mengembangkan pengendalian diri sendiri dan pengarahan
diri sendiri itu pada anak.
Sedangkan cara terbaik untuk membantu anak belajar disiplin
diri adalah dengan membiarkan dia bertanggungjawab di setiap bidang dalam
hidupnya, bahkan ketika dia memilih untuk tidak melakukannya.Disiplin memang
harus ditanamkan oleh orang tua terhadap anaknya sedini mungkin agar anak
memiliki rasa tanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta orang lain pula. Dengan adanya
disiplin tujuan pendidikan dan semuahal positif tentang hidup yang ingin
ditanamkan orang tua terhadap anaknya dapat terwujud.
b.
Kebersamaan
Kebersamaan di sini maksudnya adalah kerjasama. Kerjasama
merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa
kerjasama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau masyarakat. Tanpa
kerjasama dan tanpa rasa kebersamaan keseimbangan hidup akan terancam punah.
Dengan memiliki keahlian bekerjasama kita akan mudah
mengungkapkan apa yang kita inginkan tanpa menyinggung orang lain. Intinya
kerjasama atau kebersamaan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari Karena
manusia merupakan makhluk sosial, yang dalam semua aktifitas dan kegiatannya
memerlukan orang lain.
c.
Kegotong-royongan
Islam mengajarkan kita untuk hidup dalam kegotong-royongan.
Apabila sejak dini anak sudah ditanamkan sikap yang demikian itu, maka kelak
akan terlatih dan bersikap hidup dalam penuh kegotong-royongan.
Beban yang berat bisa terasa ringan jika dilakukan dengan
gotong-royong, dan pada akhirnya kita tidak merasa berat dalam menjalani hidup
ini. Demikianlah yang menjadi salah satu tugas orang tua, agar menanamkan sikap
ini sebaik-baiknya kepada anak.
sumber: ____, “Pola asuh” [Online]
Tersedia: http://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/05/pola-asuh.html
[11 mei 2012]
Dapat
kita simpulkan mengenai Pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang cenderung lebih mementingkan kepentingan anak,
tanpa memaksa kehendak yang diinginkan oleh orang tua, pola asuh demokratis
adalah kebalikan dari pola asuh Otoriter.
Pola asuh ini bersikap rasional dan orang tua tipe ini tidak memaksakan
kehendaknya terhadap anak. Mereka (orang tua) memberikan kebebasan terhadap
anaknya untuk memilih dan melakukan apa yang menurut mereka terbaik. Meskipun
bebas namun masih ada batasan yang digunakan.
Orang tua tipe ini bersifat sangat hangat terhadap anaknya.
3.
Pola Asuh Pemirsif
Pola asuh ini lebih
didominasi pada anak. bersifat sangat longgar dan memberikan kebebasan penuh
pada anak. Anak cenderung selalu diberikan materi atau hal-hal yang mereka
butuhkan berkaitan dengan harta, tanpa pernah memberikan perhatian atau kasih
sayang. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini, biasanya karena orang tua
terlalu sibuk dengan pekerjaannya. membuat para orang tua tipe ini cenderung
untuk melupakan anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan pola ini cenderung untuk
tumbuh menjadi anak yang nakal, kurang
perhatian, kemampuan sosial yang buruk dan kurang mampu menghargai orang lain.
Pola
asuh permisif yang cenderung memberi kebebesan terhadap anak untuk berbuat apa
saja. Sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. Bagaimana pun anak
tetap memerlukan arahan dari orang tua untuk mengenal mana yang baik mana yang
salah. Dengan memberi kebebasan yang berlebihan, apalagi terkesan membiarkan,
akan membuat anak bingung dan berpotensi salah arah.
Dari
pemaparan macam-macam pola asuh di atas, Pola asuh demokratis
tampaknya lebih cocok dalam membnagun pendidikan karakter pada anak. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Baumrind yang
menunjukkan bahwa orangtua yang demokratis lebih mendukung perkembangan anak terutama
dalam kemandirian dan tanggungjawab. Sementara, orangtua yang otoriter
merugikan, karena anak tidak mandiri, kurang tanggungjawab serta agresif,
sedangkan orangtua yang permisif mengakibatkan anak kurang mampu dalam
menyesuaikan diri di luar rumah. Menurut Arkoff (dalam Badingah, 1993), anak
yang dididik dengan cara demokratis umumnya cenderung mengungkapkan
agresivitasnya dalam tindakan-tindakan yang konstruktif atau dalam bentuk
kebencian yang sifatnya sementara saja.
Sumber: ____, “Peranan keluarga dalam pendidikan karakter anak”
[Online] Tersedia:http://indo2.islamicworld.net/index.php?option=com_content&view=article&id=34:peranan-keluarga-dalam-pendidikan-karakteranak&catid=9:psikologi-islam&Itemid=16
[11 mei 2012]
C.
Modernisasi
Modernisasi dimulai pertama kali di Italia pada abad ke-15 dan
menyebar ke seluruh dunia bagian barat pada lima abad berikutnya. Dan sekarang
modernisasi telah menyebar keseluruh penjuru dunia. Proses modernisasi pertama
kali terlihat ketika Inggris melakukan revolusi Industri pada abad 18, yang
merubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah proses transformasi yang merubah:
·
Bidang ekonomi, yang berarti
modrnisasi ditandai dengan tumbuhnya kompleks industri yang besar, di mana
barang produksi dan konsumsi dibuat secara massal atau banyak.
·
Bidang politik, di sini
ekonomi yang modrn membutuhkan masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.
Modernisasi menimbulkan
perubahan dalam kehidupan. Modernisasi sangat diharapkan dan diperlukan oleh
masyarakat. Modernisasi menurut para ahli yaitu:
-
Menurut Cyril Edwin Black
yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling
berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam banyak
kesempatan merupakan harapan bag kesejahteraan manusia.
-
Menurut Koentjaraningrat
yaitu usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. daam hal ini untuk mencapai tingkat modrn
harus berpedoman pada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. MOdernisasi yang
dilandasi dengan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya
bersifat fisik material saja, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu dengan
dilandasi sikap mental yang mendalam.
-
Menurut Schrorrl (1980),
modrnisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua
segi keidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-bedatapi tujuannya untuk
mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya,
sepanjang masih dapat diterima oleh
masyarakat yang bersangkutan.
-
Menurut Smith (1971),
modrnisasi adalah proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana dan
kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat kea rah kehidupan
masyarakat kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat
kehormatan tertentu.
1.
Syarat-syarat modernisasi
-
Cara berpikir ilmiah yang
institusinalized baik kelas penguasa maupun masyarakat.
-
Sistem administrasi Negara
yang baik ynag benar-benar mewujudkan birokrasi.
-
Adanya sistem pengumpulan
data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga tertentu.
-
penciptaan iklim yang baik
dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat
komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, Karen ada sangkut
pautnya dengan kepercayaan.
-
Tingkat organisasi yang
tinggi, yaitu adanya pembagian kerja, efisiensi dan efektifitas kerja.
-
Adanya keseimbangan sentralisasi
dan desentralisasi.
2.
Ciri-ciri Modernisasi
-
Modern merupakan salah satu
modal kehidupan yang ditandai dengan cirri-ciri modern.
-
Naturitas kebutuhan material
dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
-
Kemajuan teknologi dan industrialisasi,
individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi.
-
Modern banyak memberikan
kemudahan bagi manusia.
-
Modern, berkat jasanya
hampir semua keinginan manusia dapat terpenuhi.
-
Modernisasi melahirkan teori
baru.
-
Mekanisme masyarakat berubah
menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
-
Kehidupan seorang mengenai
agamanya sudah tidak terlalu dipedulikan lagi, dan lebih mengacu pada pekerjaan
dan menumpuk kekayaan (materil).
Sumber: dikutip dari Effendi Ridawan, Elly Malihah, 2007.
Pendidikan Lingkungan sosial Budaya dan Teknologi (modernisasi hal 66-67).
Jika kita lihat modernisasi dengan pola asuh orang tua terhadap
anaknya saat ini banyak sekali memiliki pengaruh atau dampak baik itu dampak
negative maupun dampak positif. Dengan
adanya modernisasi orang tua lebih peduli terhadap pekerjaannya dibandingkan
dengan anaknya. mereka para orang tua bekerja begitu keras untuk mengumpulka
materi. dan seringkali anak terabaikan, meskipun hasil dari pekerjaan mereka
(berupa materi dan harta) itu juga untuk memenuhi kebutuhan anaknya. tapi
terlalu berlebihan sehingga anak sering kali kurang mendapat perhatian olehnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Modernisasi
Membuat Kedua Orang Tua Bekerja di Luar Rumah
Di
era modern seperti sekarang ini, semuanya sudah sangat berbeda dan banyak
kebiasaan atau hal-hal yang bermunculan dan menghilang begitu saja. Dan di jaman
sekarang ini seorang ibu harus berperan ganda, bukan hanya menjadi ibu yang
hanya diam di rumah menunggu suami dan anak-anaknya pulang dari kegiatannya
sehari hari dan menyiapkan semua kebutuhannnya. Berbeda sekali dengan 10 atau
20 tahun ke belakang. Di mana seorang ibu tidak ikut berperan ganda untuk
mencari nafkah bagi kebutuhan keluarganya. Memang banyak faktor dan alasan yang
membuat seorang ibu itu bekerja di luar rumah. Mungkin diantaranya yaitu demi
asap dapur tetap mengepul dan gaya hidup yang menuntut untuk selalu up to
date. Penghasilan dari sang suami saja
mungkin tidak cukup jika digunakan di jaman sekarang ini.
Idealnya
seorang ibu itu bertugas sebagai orang yang lebih sering berada di rumah, untuk
mengasuh anaknya, mengurus suaminya dan rumah tangganya. Tapi tugas seorang ibu sekarang sudah tidak
hanya seperti itu saja, peran dan tugas seorang ibu itu sangat banyak dalam
keluarganya. Ibu yang bekerja di luar rumah memang memiliki resiko untuk jarang
sekali bertemu dengan anak-anaknya. Anak lebih sering bergaul dengan nenek atau
bahkan pengasuhnya. Nah di sini peran seorang ibu sebagai pelindung dan orang
yang selalu memberikan kehangatan untuk anaknya akan tergeser dan tergantikan
oleh orang lain. Seperti nenek atau pengasuhnya. Tidak akan terlalu masalah
jika anak akan merasa dekat dan nyaman dengan neneknya karena masih ada
pertalian darah. Namun berbeda hal jika seorang anak itu menjadi dekat dan
merasa nyaman dengan pengasuh atau pembantunya. Bahkan anak akan merasa enggan
dengan orang tuanya, dan lebih terbuka kepada pengasuh dari pada orang tuanya.
Memang
ada sisi baiknya juga dari fenomena perubahan yang terjadi di masyarakat. Dengan
seorang istri/ibu bekerja di luar rumah, sehingga terciptalah lapangan
pekerjaan seperti menjadi pembantu, pengasuh anak, dan membuat masyarakat yang
kurang mampu dan berpendidikan rendah, yang tidak memiliki keterampilan khusus
untuk bekerja di sektor jasa atau industri dengan gaji/upah yang memuaskan
dapat bekerja menjadi pembantu atau pengasuh anak dan tidak perlu ke luar
negeri hanya untuk menjadi tki. Yah, intinya sih dapat mengurangi beban Negara
mengenai pengangguran.
Dengan
seorang ibu turun ke lapangan atau bekerja di luar rumah. Ada efek-efek yang ditimbulkan diantaranya yaitu:
1.
Dengan ibu bekerja di luar rumah
kemungkinan besar rumah akan terbengkalai dan juga kemungkinan besar segala
tugas rumah tangga akan diserahkan ke pembantu rumah tangga. Anak-anak yang
akan menjadi korban, anak akan lebih sering bersama pembantu dan mungkin saja
pembantu tidak terlalu mengajarkan dasar-dasar pendidikan yang harus dimiliki
oleh seorang anak.
2.
Banyak anak-anak yang terlantar, dan kurang perhatian dari orang tuanya.
Sehingga anak cenderung untuk melakukan hal-hal negative atau behkan terjerumus
ke kenakalan remaja seperti sekarang ini.
3.
Banyaknya pengangguran terutama bagi kaum laki-laki yang diakibatkan oleh
kesempatan yang seharusnya untuk laki-laki di masuki oleh tenaga kerja wanita
(ibu-ibu) dikarenakan upah seorang tenaga kerja wanita lebih murah dan
keberadaannya dapat menyejukkan suasana di tempat kerja.
4.
Banyaknya terjadi pelecehan bagi kaum wanita dikarenakan kurang bisa menjaga
diri dalam hal tutur kata, dandanan dan dalam hal menutup aurat.
B.
Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja Terhadap Kepribadian Anak
Sikap dan pola peilaku yang dibentuk di
tahun-tahun pertama anak hidup di dunia, anak mulai tumbuh dan berkembang
sangat menentukan seberapa mampu seorang individu itu dapat menyesuaikan diri
di kehidupan ketika bertamah usia dan bertambah dewasa. Dasar-dasar yang
diberikan oleh orang tua pada masa anak-anak sangat berpengaruh terhadap
terhadap keprbadian yang akan dibentuk oleh anak-anak dan akan terus melekat
sampai tua. Karena lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak adalah
keluarga, dari keluarga inilah seorang anak dapat mengatahui tentang mana yang
baik dan mana yang buruk. Jadi orang tua harus lah mampu memberikan pendidikan
dasar yang baik terhadap anak.
Namun pada kenyataannya di jaman
sekarang ini orang tua kedua-duanya sibuk di luar rumah dengan kegiatan dan
aktivitas kerjanya. Seorang ibu pun bekerja. jika kita lihat dan amati ibu yang
bekerja di luar rumah akan sering meninggalkan anaknya, akan jarang bertemu dan
tatap muka dengan anaknya, akan kurang tahu tentang apa saja kejadian-kejadian yang
dialami oleh anaknya di sekolah, ibu kurang tahu mengenai masalah apa saja yang
sedang dihadapi oleh sang anak. Anak pun akan merasa kurang diperhatikan oleh
orang tuanya. Nah, ketika anak merasa tidak diperhatikan
oleh orang tuanya ini lah sang anak mulai mencari hiburan lain, mungkin saja
bergaul dengan teman-temannya yang kurang baik kemudian ia mencoba hal-hal
baru, seperti pergaulan bebas, minum-minuman keras, menjadi pemakai dan
perilaku menyimpang lainnya. Atau anak yang kurang perhatian ini biasanya
cenderung untuk mencari masalah baik itu di sekolah atau dengan teman
sebaya/bermainnya. Dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk
mendapat perhatian dari orang lain.
Pola asuh yang sering diterapkan oleh
orang tua yang keduanya bekerja di luar rumah. mereka (orang tua) terlalu
memanjakan anaknya. Karena orang tua merasa bersalah selalu meninggalkan
anaknya. tanpa orang tua itu memilah apakah permintaan yang diinginkan oleh
anaknya itu baik atau buruk untuknya.
Berbeda halnya dengan orang tua yang
salah satunya tidak bekerja. Seorang ibu yang menjadi ibu rumah tangga biasa
yang hidup dan bekerja di dalam rumah. Ibu akan lebih focus terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Sang anak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup. Tapi tidak
menutup kemungkinan juga anak akan menjadi manja dan tidak mendiri dengan
perlakuan yang seperti itu. Mereka (anak-anak) akan selalu bergantung kepada
orang tuanya. Sehingga, orang tua/ibu yang tidak bekerja pun tidak boleh
terlalu berlebihan memberikan perhatian dan memanjakan anaknya. orang tua juga
tidak boleh over protective terhadap anak, agar anak mampu untuk bersikap
mandiri, dalam menghadapi tantangan yang siap menghadang di hadapannya.
C.
Solusi
atau tips Bagi Orang Tua Yang Bekerja
Agar Anak Tidak Kurang Perhatian Dari Orang Tuanya
1. Waktu
Luangkan waktu di
sela-sela kesibukan orang tua, untuk selalu memantau perkembangan dan keadaan
anak boleh lewat alat komunikasi atau langsung bertemu dengan anak. Dan ketika
ada waktu senggang baik itu weekend atau hari libur coba luangkan waktu untuk
sekedar bermain atau shearing dengan anak. Ketika orang tua sedang meluangkan
waktu kepada anaknya, orang tua harus mengkonsentrasikan pikiran dan
perhatiannya terhadap anak.
2. Menjadi
pendengar yang baik
Orang tua hendaknya
menjadi tempat cerita bagi sang anak. Ketika perkataan sang anak didengarkan
anak akan merasa nyaman, mereka akan lebih bersemangat lagi dan anak pun akan
terbuka dengan semua masalah yang sedang dihadapinya, tanpa rasa malu, takut
dan canggung. berbeda dengan orang tua yang tidak mau menengarkan keluh kesah
sang anak dan selalu merendahkan gagasan sang anak, sehingga membuat anak pun
enggan untuk berbagi cerita dengan orang tuanya.
3. Tentukan
harapan yang jelas
Setiap orang tua
pastinya ingin anaknya menjadi orang hebat yang sukses. hebat di sini bukan
hanya dalam hal materi namun juga moral dan sikapnya. setiap orang tua ingin
anaknya menjadi mendiri dan dapat menghadapi tantangan jaman. nah agar anak
menjadi anak yang mandiri, kuat tegar, orang tua tidak perlu segan untuk
melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti biasakan atau ajarkan serta
libatkan anak dalam kegiatan bersih-bersih rumah. Cara seperti ini juga melatih
anak agar anak menjadi mandiri ketika dia harus tinggal sendirian di rumah dan untuk bekalnya ketika dewasa kelak.
4. Jangan
membiarkan rasa bersalah
orang tua yang bekerja
di luar rumah sering kali merasa berrsalah ketika harus meninggalkan anaknya
sehingga mereka cenderung untuk selalu menuruti kemauan anak. Sebagai orang tua
yang baik harusnya dapat bersikap tegas demi anaknya. menanamkan kedisiplinan
terhadap anak.
5. Jangan
gantikan waktu dan kasih sayang dengan uang
sesibuk apapun orang
tua, jangan pernah orang tua itu menggantikan waktu dan kasih sayang yang
seharusnya tercurahkan kepada anak digantikan dengan uang. karena hanya akan
menimbulkan sikap konsumerisme terhadap sang anak. dan ingat kata-kata “ Uang
tidak mampu membeli kebahagiaan”.
6. Jangan
gonta-ganti pengasuh
Ketika orang tua sudah
terlampau sibuk dengan semua aktivitas dan kegiatannya, di sinilah pengasuh
anak sangat dibutuhkan. Namun sebaiknya ketika orang tua memilh pengasuh untuk
mengasuh anaknya, orang tua harus lah selektif dalam memilihnya. agar si anak
pun merasa nyaman denga pengasuhnya. Namun jangan terlalu sering juga untuk
gonta-ganti pengasuh. Karena akan
berdampak terhadap kondisi psikologi si anak.
7. Pengawasan
Sesibuk apapun orang
tua, mereka harus dapat mengawasi anaknya agar sang anak tidak lari ke hal-hal
yang negative.
8. Beri
perhatian lebih saat dia baik
Orang tua cenderung
lebih memperhatikan hal-hal buruk yang dilakukan oleh anak disbanding hal-hal
yang baiknya. padahal jika sang anka selalu diperhatikan anak pun tak perlu
melakukan hal-hal buruk untuk mecari perhatian orang tuanya.
9. Hukuman
itu untuk mendidik
Jangan pernah
menggunakan hukuman kepada anak jika kita sendiri pun belum bisa mengotrol diri
sendiri. jadikan hukuman untuk mendidik anak ke arah yang lebih baik lagi bukan
untuk melampiaskan kemarahan orang tua.
10.
Berikan teladan dalam relasi
orang tua yang selalu bersikap baik terhadap pasangannya, mereka
akan merasa aman dengan hal tersebut.
dan anak pun akan meniru sikap orang tuanya.
Dalam
islam seorang wanita bekerja di luar rumah memang tidak diharamkan namun
dimubahkan. wanita atau seorang ibu boleh bekerja di luar rumah asalkan tidak
meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Dan tidak
menomor satukan hal yang mubah tersebut.
Ketika
seorang ibu bekerja sebaiknya haruslah bijaksana ketika menitipkan anak dalam
pengasuhan orang lain, entah itu neneknya, pembantu atau pun pengasuhnya. Telah
kita bahas di atas bahwa pembentukan kepribadian seorang anak akan terbentuk
semenjak mereka berumur 0-5 tahun. Anak-anak yang berumur 0-5 tahun akan
merekam dan meniru apa yang dilakukan orang disekitarnya. jika orang tua sering
memarahinya, sang anak pun akan ikut menjadi anak yang pemarah dan pintar
memaki seperti orang tuanya. tapi jika anak sering mendapat kasih sayang dan
perhatian anak pun akan bersikap demikian dengan orang lain.
Agar
anak tidak menjadi anak nakal dan berkelakuan atau bersikap menyimpang maka
untuk itu ibu yang bekerja di luar rumah harus bijaksana mengatur waktu.
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang sangat mulia, tetapi tetap
harus diingat bahwa tugas utama seorang ibu adalah mengatur rumah tangga. Ibu
yang harus berangkat bekerja pagi hari dan pulang pada sore hari tetap harus
meluangkan waktu untuk berkomunikasi, bercanda, memeriksa tugas-tugas
sekolahnya meskipun ibu sangat capek setelah seharian bekerja di luar rumah.
Tetapi pengorbanan tersebut akan menjadi suatu kebahagiaan jika melihat
anak-anaknya bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dan stabil.
Sedangkan untuk ibu yang bekerja di dalam
rumahpun tetap harus mampu mengatur waktu dengan bijaksana.
Tetapi tugas tersebut tentunya bukan hanya
tugas ibu saja tetapi ayah juga harus ikut menolong ibu untuk melakukan
tugas-tugas rumah tangga sehingga keutuhan dan keharmonisan rumah tanggapun
akan tetap terjaga dengan baik.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Pola
asuh orang tua adalah perilaku yang diterapkan kepada anak secara konsisten
dari waktu ke waktu. setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda kepada
anaknya. Kepribadian bukanlah bakat alami yang dimiliki oleh seorang anak.
kepribadian berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang dalam bertingkah
laku, baik itu sikap, watak, berpikir, berkehendak dan berkemauan.
2. Macam-macam
pola asuh:
- pola asuh otoriter
- pola asuh demokratis
- pola asuh permirsif
3. Modernisasi membuat terjadinya pergeseran
norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, karena adanya modrnisasi seorang
wanita pun ikut turun tangan untuk mencari nafkah bagi keluarganya dengan
bekerja di luar rumah.
4.
ibu yang bekerja di luar rumah cenderung
kurang memperhatikan keluarganya, terutama anak dan suaminya, sehingga sering
kali anak merasa kurang diperhatikan oleh orang tuanya. dan anak akan terjerumus
ke dalam hal-hal yang negative. ibu yang bekerja di rumah dan menjadi ibu rumah
tangga akan lebih focus kepada keluarga anak dan suaminya, dia akan
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. anak pun tidak akan merasa
kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
B.
Saran
Untuk
ibu-ibu yang bekerja di luar rumah jangan terlalu focus dengan pekerjaan, dan
melupakan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri. Coba gunakan waktu secara
bijakana untuk selalu memantau dan memperhatikan anak-anaknya, agar anak tidak
merasa kurang diperhatikan. Selain itu untuk ibu yang ada di rumah dan bekerja
sebagai ibu rumah tangga, jangan terlalu over protektif juga terhadap
anak-anaknya, sampai-sampai anak menjadi manja dan tidak mandiri. mengasuh anak
bukan hanya tugas seorang ibu, ayah pun ikut bertugas mengasuhnya dengan
menanamkan nilai-nilai yang baik untuk bekal hidupnya kelak.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi,
Ridwan dan Elly Malihah. (2007). Panduan
Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : CV.
Maulana Media Grafika.
____, “peranan orang tua dalam pembentukan
karakter dan tumbuh kembang anak” [Online]
Tersedia:http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-tumbuh-kembang-anak/
[10 mei 2012]
____, “Pengertian kepribadian” [Online]
____,” Pengertian
Kepribadian menurut para ahli” [Online]
Tersedia:http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943463-pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/
[10 mei 2012]
_____,”Peranan keluarga
dalam pendidikan karakter” [Online]
Tersedia:http://indo2.islamicworld.net/index.php?option=com_content&view=article&id=34:peranan-keluarga-dalam-pendidikan-karakter-anak&catid=9:psikologi-islam&Itemid=16 [10 mei 2012]
____,” Pengaruh pola asuh
orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak” [Online]
Tersedia:http://www.slideshare.net/rismawijayanti/pengaruh-pola-asuh-orang-tua-terhadap-pembentukan-kepribadian-anak [10 mei 2012]
____, “Peranan keluarga
dalam pendidikan karakter anak” [Online] Tersedia:http://indo2.islamicworld.net/index.php?option=com_content&view=article&id=34:peranan-keluarga-dalam-pendidikan-karakteranak&catid=9:psikologi-islam&Itemid=16
[11 mei 2012]
____,” Ibu bekerja antara keluarga dan pekerjaan” [Online]
Tersedia:
http://riliarully.wordpress.com/2009/10/21/ibu-bekerja-antara-keluarga-dan-pekerjaan/
[13 mei 2012]
____, “ Sebuah pilihan bagi seorang ibu”
[Online]
Tersedia:file://localhost/D:/artikel_detail-37254-motivasi%20Sebuah%20PILIHAN%20Bagi%20Seorang%20Ibu.html [12 mei 2012]
____, “Pola asuh” [Online]
Tersedia:
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/05/pola-asuh.html [11 mei 2012]
BalasHapusThanks infonya. Oiya ngomongin pola asuh, orang tua miliareder Bill Gates ternyata punya cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya tersebut, hingga akhirnya dia bisa sukses seperti sekarang ini. Sebagai orang tua, kamu bisa menconteknya loh. Begini cara mengasuhnya: Tips mengasuh anak agar bisa sukses seperti Bill Gates